CALUNG
Beberapa bentuk calung:
Calung Gambang
Calung Gamelan
Calung Jingjing
Calung Gambang
Yang disebut Calung Gambang adalah sebuah calung yang dideretkan diikat dengan tali tanpa menggunakan ancak/standar. Cara memainkannya sebagai berikut: kedua ujung tali diikatkan pada sebuah pohon/tiang sedangkan kedua tali pangkalnya diikatkan pada pinggang si penabuh. Motif pukulan mirip memukul gambang.
Calung Gamelan
Calung Gamelan adalah jenis calung yang telah tergabung membentuk ansamble. Sebutan lain dari calung ini adalah Salentrong (di Sumedang), alatnya terdiri dari:
Dua perangkat calung gambang masing-masing 16 batang
Jengglong calung terdiri dari 6 batang
Sebuah gong bamboo yang biasa disebut gong bumbung
Calung Ketuk dan Calung Kenong terdiri dari 6 batang
Kendang
Lagu-lagunya antara lain Cindung Cina (Cik indung menta Caina), Kembang Lepang, Ilo ilo Gondang.
Calung Jingjing
Calung Jingjing adalah bentuk calung yang ditampilkan dengan dijingjing/dibawa dengan tangan yang satu sedang tangan yang lainnya memegang pemukul. Sangat digemari dibandingkan dengan bentuk calung-calung lainnya, alatnya terdiri dari:
Calung Melodi mempunyai sepuluh nada s.d. 12 nada
Calung pengiring/akompanyemen terdiri dari 10 nada
Calung Jengglong terdiri dari 5 nada
Calung besar sebanyak dua batang/nada berfungsi sebagai kempul dan gong
CALUNG, RENGKONG, GALEONG
R E N G K O N G
Setelah padi dituai, lalu “dipangkek” yaitu diikat dengan tali yang terbuat dari bamboo/awi tali, kemudian ditumpuk di dekat dangau (saung sawah) berbentuk pyramid.
Untuk mengangkut ke rumah memerlukan alat pemikul yang disebut angguk (pikulan dibuat dari sebatang bambu) yang pada kedua ujung pangkalnya dibuat lekukan yang melingkar digunakan untuk letak tali pemikul (salang) dan dibuatkan lubang resonator.
Apabila orang yang memikul berjalan atau bergerak, maka lekukan angguk dengan tali yang dibebani padi akan menimbulkan suara diakibatkan terjadinya pergeseran. Jenis kesenian inilah yang disebut “Seni Rengkong”. Seperti dulu terdapat di Sumedang, Ciamis, Tasikmalaya, Ujungberung, Bandung, dsbnya. Alat ini dipergunakan pula dalam perayaanperayaan seperti khitanan, perkawinan, hiburan.
Instrument pembantu bisa ditambah dengan “hatong”, sebuah alat tiup yang terbuat dari bambo. Ada beberapa macam hatong, yaitu:
a. Hatong ijen (hong-hong) ruasnya Satu
b. Hatong Sekaran , hatong yang mempunyai dua ruas
c. Hatong pangajak mempunyai tiga ruas.
G A L E O N G
Musim panen dipakai suatu kesempatan yang baik, terutama oleh para pemuda dan para gadis yang telah saling berjanji diwaktu ngotrek, bahwa sore harinya mereka akan berjumpa di serambi rumah gadis pilihannya masing-masing.
Sekitar jam 16.00 (setelah sholat Asar) pemuda tadi bersama kawan-kawannya mendatangi rumah gadis pilihannya sambil membawa galeong, yaitu suling Banten yang berlubang enam ditiup secara horizontal. Alat ini merupakan media pacaran.
Di serambi muka rumah mereka sambil minum dan makan makanan ringan bersuka ria dengan disertai tiupan-tiupan gsleong dengan lagu yang menyegarkan badan, laras yang digunakan adalah pasieupan carang-carang(salendro) dan Rindu (Pelog). Saling mengikat janji terjadi meskipun disampaikan dengan malu ataupun dibisikan ke telinga sang gadis.